SLOW LIVING, SENI MERAYAKAN HIDUP DI ZAMAN SERBA CEPAT

9/16/2019


Ada yang sudah pernah dengar soal slow living? Belakangan slow living ini lagi jadi tren banget terutama di kalangan kaum urban yang mulai ngerasa lelah dikejar-kejar deadline sehari-hari. Hidup rasanya udah kayak robot dengan segala rutinitas demi mengejar "kesuksesan" sampai mengorbankan kesehatan fisik dan mental bahkan mengorbankan kehidupan berke-Tuhan-an dan kehidupan sosial. Sibuk mengejar ilusi kenikmatan kehidupan modern padahal sebenarnya sedang melewatkan begitu banyak kenikmatan dari kehidupan itu sendiri. 

Kalau dibahasakan slow living mungkin bisa diartikan menjadi hidup lambat atau hidup melambat. Eits tapi jangan salah, slow living itu bukan berarti melakukan segala sesuatu dengan lelet atau malas-malasan, Guys. Sekilas penganut slow living memang kayaknya hidupnya woles banget, hidupnya kayak nggak ada beban dan kayak punya banyak banget waktu buat santai-santai. Jadi sering dianggap kayak kurang kerjaan kalau dilihat dari perspektif orang-orang yang sibuk berlari dikejar deadline, tagihan kartu kredit, dan cicilan setiap bulan.

Kalau dunia modern menganggap kecepatan dan segala sesuatu yang instan adalah "koentji", slow living hadir sebagai "anti" dari segala yang tergesa-gesa. Slow living mengajak kita untuk kembali ke kecepatan hidup yang sebenarnya sehingga kita bisa menikmati setiap detik kehidupan dan menghargai proses. 

Ngeliat brand favorit ngeluarin produk baru, langsung beli. Tetangga satu geng punya gadget terkini, beli juga karena nggak mau ketinggalan. Diajak makan siang di resto mall tiap hari ayo juga karena nggak mau ketinggalan dunia per-hosip-an kantor. Semua di-iya-in dilakuin karena nggak pengen ketinggalan. Capek nggak sih kayak gitu? Nah, dalam slow living kita justru diajak untuk sabar dulu, ambil nafas sebentar, refleksi, atau kalau istilah anak selatan Jakarta: step back dikit dan tanya sama diri sendiri apa kita benar-benar butuh akan sesuatu atau kita cuma takut ketinggalan, takut dianggap nggak asik, dan ketakutan-ketakutan lainnya yang sebenarnya mungkin nggak esensial dalam hidup.

Jadi, gimana sih cara menjalani hidup ala slow living ini?

Sebenarnya sih nggak ada aturan baku tentang slow living, karena setiap orang punya waktunya sendiri dan punya kepentingan masing-masing. Jadi cara menjalani slow living itu sendiri dikembalikan ke pribadi yang menjalaninya. Gimana enaknya aja ;)

Berikut beberapa poin yang bisa dilakukan kalau kalian tertarik dengan slow living:
  • Menikmati hal yang kita kerjakan. Bangun pagi, perjalanan ke kantor atau sekolah, kelas matematika, kena macet, menjemput anak ke sekolah, bikin pe-er, bikin kopi, nongkrong sama teman, traveling, nikmatin semuanya sekecil apapun itu. Caranya bisa dimulai dengan berusaha menikmati hal yang memang nikmat tapi kita suka lupa nikmatin. Misalnya makan kue favorit, itu enak banget kan? Tapi karena sering kita lakuin kita lupa menikmatinya sepenuh hati karena mungkin makannya sambil scrolling instagram atau mungkin karena sambil sibuk share di sosial media.
  • Mindfullness, being present. Artinya kita benar-benar menyadari keberadaan diri dan apa yang kita lakukan saat ini terutama menyangkut rutinitas. Seringkali kita kalau ngelakuin sesuatu yang sifatnya rutin udah kayak zombie aja ngelakuinnya. Tapi pernah nggak kalian benar-benar menyadari kalau kalian lagi bernafas? Atau apa yang kalian pegang waktu lagi nyuci piring? Atau pernah nggak sih kalian berhenti sebentar buat ngeliat langit biru? Atau kalian terlalu sibuk dengan entah apa yang ada di pikiran kalian sampai-sampai badannya di mana pikirannya di mana. Coba deh untuk benar-benar menyadari hal-hal rutin yang sedang kalian kerjakan.
  • Tau prioritas. Slow living artinya melakukan hal-hal yang perlu dilakukan. Dengan memiliki kesadaran penuh akan setiap pekerjaan yang dilakukan, bakal lebih mudah bagi kita untuk tau apakah suatu pekerjaan penting mendapat perhatian kita atau tidak. Tau prioritas di sini termasuk juga dengan aktivitas yang berhubungan dengan fisik dan mental. Kalau capek ya istirahat, kalau lapar makan, kalau sedih silahkan menangis, dan sebaliknya kalau memang nggak perlu ya nggak usah dilakuin. 
  • Sustainable. Ngomongin soal menjaga keseimbangan alam nggak cukup sebenarnya dibahas dalam satu paragraf. Tapi intinya kita ini hidup dari kebaikan alam jadi jangan sampai kita cuma bisa mengambil saja. Ambil secukupnya, beli produk lokal, konsumsi secukupnya, lakukan hal-hal yang bisa dilakukan semaksimal mungkin untuk menjaga alam yang sudah baik sekali sama kita. Kalau alam rusak, yang susah toh kita juga.
  • Single Task. Kalau dalam kehidupan serba cepat multitask dianggap sebagai sesuatu yang keren, slow living justru mengajak kita untuk fokus pada satu aktivitas yang sedang kita lakukan. Misalnya kalau lagi makan ya makan aja, nggak usah sambil scrolling sosmed. Kalau lagi nyetrika baju ya nyetrika aja nggak usah sambil nonton serial favorit. Dengan begitu kita bisa fokus, bisa lebih menikmati, dan bisa lebih memperhatikan setiap detil yang tadinya mungkin terlewatkan. Jadi cobain deh kalau biasanya naik angkot atau naik kereta sambil pusing mikirin kerjaan, coba fokus sama keadaan yang lagi terjadi di sana aja, sapa tau jodoh yang belum keliatan jadi keliatan karena kalian fokus ya kan. Hehe
  • Menghargai ketenangan. Orang-orang yang menjalani slow living-nya udah sampai level dewa tuh biasanya hidupnya light banget, ringan, santai kayak di pantai, selow kayak di pulau. Karena mereka kalau waktunya istirahat ya istirahat, nggak ada tuh kebangun karena notif di hape. Bekerja ya bekerja, nggak sambil curi-curi nonton Youtube. Beberapa juga membatasi kehidupan digital dan unfollow toxic di sosial media. Malah ada yang berhenti main sosial media sama sekali karena ngerasa sosmed isinya lebih banyak toxic-nya daripada bagusnya. Dengan menghargai ketenangan kita jadi punya lebih banyak "me time" dan terkoneksi sepenuhnya dengan diri kita. Ketenangan yang mereka rasain ini kebawa juga deh ke dalam kehidupan sosial mereka. Jadi nggak gampang marah, nggak gampang judge orang, dan lebih sabar juga. Karena mereka tau setiap orang memang diciptakan berbeda dan punya tujuan dan cara pandang yang berbeda juga soal hidup.
  • Santai tapi penuh komitmen. Sekali lagi, Guys, slow living bukan berarti santai dalam artian cuek, malas-malasan, nggak peduli atau liat gimana nanti aja deh. Slow living justru bisa bikin kita lebih fokus sama apa yang pengen kita lakukan. Dengan menjalani slow living kita bisa lebih menghargai proses untuk mencapai tujuan kita. Nggak sogok sana sini biar urusan cepat selesai. Malah orang-orang yang menjalani slow living ini serius banget saat berkarya atau melakukan suatu pekerjaan, karena mereka menikmatinya dan tau gimana caranya bersenang-senang dengan apapun yang mereka lakukan.
Saya sendiri tertarik banget sama konsep slow living ini. Karena sepertinya menyenangkan sekali ketika kita bisa lebih menghargai dan menyukuri hidup. Beberapa tahun belakangan saya juga sedang belajar buat menjadi lebih minimalis dan lebih sustainable. Saya memilih untuk belajar hidup minimalis karena ya itu tadi, lelah sis ngikutin zaman yang kalau diikutin nggak ada habisnya dan sedih aja gitu ngeliat tumpukan barang-barang yang cuma saya beli demi senang sesaat. Saya belajar untuk lebih sustainable dan mengurangi carbon footprint saya di bumi karena saya butuh saya bumi. Saya butuh udara segar, saya butuh air bersih, sementara yang saya lakukan selama ini justru mencemari bumi. 

Selama ini saya bingung apa istilah yang bisa saya gunakan untuk menyatakan ketertarikan saya terhadap hidup minimalis sekaligus sustainable. Dan sepertinya saya sudah menemukannya dalam slow living. Well, in the end semua itu cuma istilah sih. Yang penting apapun gaya hidup yang kamu jalani semoga bisa membuatmu bisa lebih mensyukuri, menikmati dan menghargai perjalanan hidup kamu ya. 

Selamat merayakan kehidupan ;)

PS: Kalau kalian pengen ikutan sharing soal slow living, minimalist life, sustainability, dan hal-hal yang berhubungan dengan conscious living, dan hal-hal yang berkaitan dengan isu serupa kalian bisa join forum diskusi yang aku bikin di sini (Click Here). Gratis kok ikutan forumnya. Kalian cuma perlu punya aplikasi LINE. Ditunggu ;)

Kindly follow my blog if you like this post:
SLOW LIVING, SENI MERAYAKAN HIDUP DI ZAMAN SERBA CEPAT

Follow your heart,
Salaam

Yulia Rahmawati




You Might Also Like

6 comment

  1. Sebelum ada internet didunia ini, aku tuh anaknya slow living bgt, tapi skrg agak susah untuk slow living, baca ini jadi reminder aku untuk balik lagi ke slow living thanks for sharing :)

    ReplyDelete
  2. Terimakasih insight nya tentang slow living. Pertama kali tahu konsep ini lihat YouTube ukkerkosasih slowliving dengan berkebun. Baca postingan ini makin paham konsep ini.

    ReplyDelete
  3. Bener banget mbak, lelah kalau buru2 terus mengikuti arus hidup jadi lupa menikmati kehidupan, medsos terutama berefek sekali tekanannya untuk selalu update dengan hal keduniawian lalu merasa kuper klo gak ikutan update. Tahu slow living jadi insght buat aku bahwa it's oke tidak selalu update karena itu bukan hal utama, yg perlu ada menikmati hidup dan "ada" dalam setiap momentnya.

    ReplyDelete
  4. Play The Walking Dead at the AMC! | VIC | CTVL
    Find us on VIC, the online youtube to mp3 leader of zombie films for your TV, on VIC and the world premiere of the AMC!

    ReplyDelete

hello...
thx for droppin' by at my blog
I would love to receive ur comment,,,
And I would really love if you wanna exchange link with me,,,

xoxo
YULIA RAHMAWATI
Get Up,Survive, Go Back To The Bed

Hi, thanks for visiting. Happy Reading ...

Hi, thanks for visiting. Happy Reading ...

LOVELY PEOPLE

Subscribe